Surat Untuk Polisi Militan "PM"
Yang membuat kisah ini makin lucu adalah: sang “anggota” sudah diperiksa dan katanya sedang diproses.
Tapi rokoknya? Masih beku, diam di tempat entah di mana, ini seperti kasus penemuan mayat yang belum dibawa ke kamar jenazah.
Sudah lebih dari sebulan, tak kunjung diserahkan ke Bea Cukai. Tak ada berita acara, tak ada pelimpahan, yang ada hanya bisikan pelan dari seorang bos “PM” yang bilang: "Panggil dulu pemiliknya, baru bisa lanjut."
Loh, Bos, ini logika hukum atau drama sinetron? Kalau yang bawa anggota situ sendiri, yang nyetir mobil juga bagian dari pasukan sendiri, kenapa justru pedagang eceran yang akan dijadikan tumbal di muka publik?
Sebagian besar pedagang ini, jangankan pabrik, alamat gudang pun mereka tidak tahu. Mereka hanya kenal sales jalanan, itu pun hanya sesekali lewat.
Tapi sekarang mereka diminta hadir seolah-olah bos utama yang mengendalikan mata rantai rokok dari atas sampai ke label cukai. Bayangkan rakyat kecil, baru belajar jualan, tiba-tiba dipaksa ikut audisi seperti di KPK.
Kooperatif Tapi Tetap Dipojokkan