Surat Untuk Polisi Militan "PM"
Yang lebih menyakitkan adalah: pedagang justru sangat kooperatif. Mereka tidak lari, tidak ngeles, bahkan siap memberi data.
Tapi apa balasannya? Dijadikan bola pimpong antar satuan. Hari ini dipanggil PM, besok dipanggil pemilik modal, karena barang hasil hutangan, lusa diajak ngopi sama bawahan. Ini serupa mantra gelap yang dipahami semua orang.
Tak pernah tertulis dalam aturan. Jika pedagang tidak mengerti, dituduh membangkang. Jika mengerti, dianggap setoran. Begitu rakyat kecil tidak paham jalur, langsung dianggap kriminal. Tapi begitu tahu sedikit, dicurigai sebagai jaringan.
PM: Polisi Militan atau Pemersulit Masyarakat?
PM semestinya jadi pelindung hukum, bukan penafsir tunggal keinginan. Tapi kini malah seperti penyidik bayangan, yang kerjanya setengah terang, setengah gelap.
Tangkap dulu, cari pasalnya nanti. Simpan dulu barangnya, bikin kabut prosedur kemudian.
Dan ketika pedagang menjelaskan lebih dalam, mereka menganggap ada yang disembunyikan: siapa dalang pengendali pengiriman? siapa pemilik asli barang?