Mo’amo’: Membangun Ketahanan Pangan Melalui Wisata Kuliner Lokal

Mo'amo'
Sumber :
  • Diaz Rizal S.TP

Sumenep – Perubahan budaya dan gaya hidup modern semakin menggeser eksistensi pangan lokal, termasuk di Indonesia. Popularitas makanan asing seperti kuliner Korea dan makanan cepat saji ala Barat membuat makanan tradisional kehilangan pamornya. Akibatnya, ketahanan pangan nasional menghadapi tantangan serius. Padahal, pangan lokal tidak hanya memiliki nilai historis tetapi juga berpotensi memperkuat ketahanan pangan jika dimanfaatkan dengan bijak dan berkelanjutan.

Usai Amankan 15 KG Sabu, BNNP Lanjut Geledah Rumah DPO di Bangkalan

Di tengah modernisasi, Kabupaten Sumenep menjadi salah satu daerah yang masih mempertahankan warisan kulinernya. Salah satu makanan tradisional khas yang berpotensi menjadi alternatif pangan lokal adalah mo’amo’, hidangan khas Desa Bluto. Mo’amo’ dipercaya tidak hanya mampu mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga meningkatkan keberlanjutan produksi pangan, memperkuat ekonomi lokal, serta memperbaiki pola konsumsi gizi masyarakat.

Mo’amo’: Warisan Pangan Lokal yang Bernilai Gizi

Cari Pakan Ternak, Pria di Sumenep Tewas Tersengat Listrik

Di Desa Bluto, mo’amo’ merupakan makanan khas yang biasa disajikan saat sarapan. Hidangan ini biasanya terbuat dari campuran ketan, sedikit garam, kelapa parut, serta bahan karbohidrat alternatif pengganti nasi seperti ubi jalar, kacang hijau, atau jagung yang dikukus hingga matang. Biasanya, mo’amo’ dinikmati bersama ikan pindang dan petis Madura, memberikan cita rasa gurih dengan sentuhan sedikit manis.

Selain lezat, mo’amo’ memiliki nilai gizi yang lebih baik dibandingkan nasi putih biasa. Kandungan serat dari ubi jalar dan kacang hijau membantu melancarkan pencernaan serta memberikan rasa kenyang lebih lama. Protein nabati dari kacang hijau berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi harian, sementara kelapa parut menyumbang lemak sehat yang baik untuk metabolisme tubuh. Dengan komposisi kaya nutrisi, vitamin dan mineral dari bahan-bahan lokal, mo’amo’ bukan hanya sekadar menjadi hidangan tradisional, tetapi juga solusi pangan yang lebih sehat dan mendukung diversifikasi pangan di tingkat rumah tangga.

Saldo Belasan Juta Raib, DPRD Pamekasan Desak Bank Jatim Transparan

Mo’amo’ dan Kontribusinya terhadap Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan tidak hanya tentang ketersediaan bahan makanan, tetapi juga bagaimana masyarakat mengembangkan pola konsumsi yang berkelanjutan. Mo’amo’ dapat menjadi bagian dari strategi diversifikasi pangan karena memanfaatkan sumber karbohidrat lokal yang lebih komplit. Dengan mengoptimalkan potensi pertanian lokal, produksi dan konsumsi mo’amo’ dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras serta meningkatkan kemandirian pangan masyarakat.

Halaman Selanjutnya
img_title