Mengenal Jejak 4 Raja Perempuan Pemimpin Madura
- Agustina P
Madura – Ratu, sebutan yang biasa kita dengar dalam sejarah tempo dulu. Meski tidak mutlak, istilah ini lebih merujuk pada sosok perempuan. Nah, di pulau Madura, yang tempo dulu masih berbentuk kerajaan, hingga kemudian berstatus kadipaten, ada empat sosok perempuan yang pernah bergelar sebagai ratu.
Meski dalam prakteknya, ratu di sini sejatinya masih bisa dibagi lagi maknanya. Secara tradisi, ratu merupakan gelar pemimpin kerajaan, yang tokohnya tersebut berjenis kelamin perempuan. Namun ada juga ratu yang disematkan sebagai gelar seorang garwa parameswari atau permaisuri raja, yakni isteri utama seorang raja. Dalam konteks yang terakhir ini, ratu juga sebagai ibu suri yang memiliki peran dan kekuasaan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Secara de facto, ratu juga merupakan ibunda seorang raja yang berkuasa, dan memiliki pengaruh besar atas keputusan-keputusan yang tidak bisa diangkat remeh.
Apalagi dalam tradisi dan budaya Madura, penghormatan seorang anak, apapun kedudukannya saat itu, merupakan kewajiban yang tidak pernah putus. Ungkapan buppa’, babbu’, guru, rato, menempatkan posisi ayah dan ibu, di atas guru dan pemimpin negaranya.
Makna lainnya, ratu bisa dipakai dua jenis kelamin sekaligus, yang maknanya seperti di muka, yaitu gelar pemimpin kerajaan. Alasannya, karena ada istilah keraton yang berakar dari panggilan ratu atau rato. Sebagaimana istilah kerajaan yang berakar pada panggilan raja, dan kedatun atau kedaton yang berakar pada datu.
Ratu Ibu Madegan
Sang Ratu yang pertama dibahas ini merupakan seorang sosok penting dalam dinamika perjalanan sejarah di Madura. Khususnya di Madura Barat, atau dahulu cukup dikenal dengan Sampang.
Meski hanya seorang isteri dari penguasa Madura Barat, sang ratu merupakan sosok yang membesarkan putra mahkota, yang kelak menjadi penguasa terbesar Madura Barat. Nama sang putra bahkan membuwana hingga ke tanah Jawa. Putra yang dimaksud itu ialah Raden Prasena alias Pangeran Adipati Cakraningrat I, Seda Ing Imagiri.