Harga Tembakau Kering di Pamekasan Anjlok, Petani : Tak Sesuai Harapan
- Risky
Pamekasan-, Sejumlah petani di wilayah Pamekasan, Madura, Jawa timur, Senin (8/9/2025), dihantui rasa kecewa lantaran harga tembakau kering di tingkat petani tidak sesuai harapan.
Anjloknya harga tembakau kering dari tahun sebelum jauh berbeda, tahun 2024 lalu harga tembakau di tingkat petani minimal masih di harga Rp 50.000 per kilogram. Namun tahun ini harga tembakau kering di tingkat petani turun drastis mencapai Rp 30.000 per kilogram.
Menurunya harga tersebut juga tidak sesuai dengan harga biaya pokok produksi (BPP) yang di tetapkan pemerintah daerah. Karena berdasarkan penetapan BPP, tembakau sawah dihargai Rp 47.685 per kilogram, tembakau tegal Rp 53.533 per kilogram dan tembakau gunung sebesar Rp 64.000 per kilogram.
Para petani yang berharap ada peningkatan harga tembakau madura, namun harga di tingkat petani malah amblas tidak sesuai harapan apa yang diungkap para pengusaha tembakau yang ingin menaikan harga tembakau petani.
Kekecewan terhadap harga yang anjlok itu dirasakan oleh petani tembakau di Kecamatan Palengaan dan wilayah pantura Pamekasan. Abdullah (45) menyebut kalau tembakau petani di wilayahnya dibeli dengan kisaran paling bawah 30 ribu hingga 45 ribu per kilo gram.
"harga ini kami sebagai petani kecewa, karena tidak sesuai dengan apa yang di ungkapkan para pengusaha tembakau yang akan membeli tembakau petani dengan harga tinggi, akan tetapi saat ini melah anjlok," kata Abdul.
Selain itu, harga yang mencapai 30 ribu ripah per kilogram itu juga tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
"Kalau harganya 30 ribu bukan mengangkat kesejahteraan petani, tetapi sangat merugikan petani," terangnya.
Menurutnya, sektor tembakau itu sangat diharapkan oleh warga madura khususnya pamekasan, hal itu bisa untuk mengangkat derajat masyarakat madura yang notabene berpenghasilan dari tembakau.
"Tambakau ini harapan para petani di madura dengan harapan sejahtera, tetapi kalau harganya anjlok seperti sekarang apa ini yang dinamakan mensejahterakan petani temabakau?," tanya Abdullah.
Pihaknya bersama warga lainnya tetap menjualnya dengan harga murah kepada tengkulak, karena dirinya khawatir kedepannya harga semakin anjlok.
"Tembakau tetangga dan paman saya laku 30 ribu per kilogram, ada juga tembakau orang tua teman saya warga desa sebelah juga sama dibeli 33 ribu dan 40 ribu rupiah per kilogram," ungkap Abdul.
Hal tersebut juga senada dengan Slamet (50) warga Kecamatan Pegantenan, yang mana harga tembakau di wilayah juga anjlok dari tahun 2024 lalu masih kisaran 55 ribu kini malah dihargai 40 ribu per kilogramnya oleh pedagang.
"Tembakau yang dibeli murah adalah oleh pedagang daun atas. Padahal, daun atas kualitasnya lebih bagus daripada daun bawah," ungkap Slamet.
Dirinya mengatakan, tembakau dibeli murah oleh pedagang dan gudang dengan alasan pernah terjadi hujan. "Alasan pedagang dan gudang membeli murah hanya karena hujan. Padahal di sini tidak sampai merusak kualitas tembakau," imbuhnya.
Slamet berharap kepada pemerintah daerah, provinsi, pengusaha dan pabrikan rokok untuk betul-betul memperhatikan kesejahteraan petani, karena harapan utama petani di madura sektor tembakau.