Ditangan 18NU, Proyek UPLAND Berubah Jadi UPLINE
Petani dipaksa beli alat dan barang dari toko rekanan 18NU. Harga? Sesuai RAB, bukan sesuai kebutuhan. Kalau ada yang protes, jawabannya sudah siap: “Ini bantuan luar negeri, harus disyukuri.”
Pertanyaannya, bagaimana mau bersyukur kalau yang datang justru beban?
Kelompok Tani: Dulu Mandiri, Kini Sapi Perah. Dulu, kelompok tani adalah simbol gotong royong. Sekarang, berubah jadi objek penyaluran proyek. Bukan dibina, tapi dijadikan jalur formal untuk menguras informalitas.
Yang lalu-lalu barang datang tak sesuai usulan, berita acara terkesan dipaksa ditandatangani, dan semua harus tunduk pada skenario yang sudah ditulis oleh 18NU dan koleganya.
Beberapa kelompok bahkan harus patungan lagi, karena “harga proyek” lebih mahal dari harga pasar. Tapi ini katanya “standar.” Ya, standar versi 18NU, mungkin disusun berdasarkan harga di Jakarta, bukan sawah.