Duta Wisata Sumenep: Gagah di Panggung, Hilang di Lapangan

Kacong Cebbing Sumenep 2025
Sumber :
  • Bisron Ali

Menurut Bisron, ketidaksinambungan ini bukan hanya terjadi di level lokal. Bahkan dalam ajang nasional seperti Puteri Indonesia, hal serupa kerap terjadi. Setelah penobatan, tidak jelas arah pengembangan dan kontribusinya ke sektor terkait.

 

“Ini menyangkut SDM pariwisata. Kalau ada roadmap yang jelas, kami para pelaku usaha siap tampung, bahkan siap bayar mahal. Tapi kalau cuma jadi ikon pasang foto dan senyum di panggung, ya manfaatnya terbatas,” ujarnya.

 

Bisron berharap Pemerintah Kabupaten Sumenep, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dapat membenahi sistem dan membangun ekosistem yang sinkron antara ajang-ajang semacam ini dengan kebutuhan industri.

 

“Mungkin butuh tujuh turunan, tujuh tanjakan, dan tujuh kelokan sampai pemerintah paham pentingnya arah. Tapi kami tidak bisa menunggu selama itu. Dunia pariwisata butuh bergerak cepat, dan harus berbasis aksi, bukan simbolik semata,” pungkasnya.