Dirjen Bea Cukai Wajib Audit Menyeluruh BC Madura, Berikut Alasannya

PR Gataful di Kecamatan Lenteng Sumenep
Sumber :

Dirjen Bea Cukai Wajib Audit Menyeluruh BC Madura, Berikut Alasannya

Lika-Liku Rokok MCH, Singapore, Batam, Pamekasan, dan Oknum : Antara Misi Terselubung dan Dapur Sendiri

 

SUMENEP – Kehadiran PR Gataful 600 dalam Festival Tembakau Madura (FTM) 2025 di Stadion A. Yani, Sumenep, justru memicu tawa getir warga. Pasalnya, pabrik rokok yang berlokasi di Desa Jambu, Kecamatan Lenteng, ini dinilai hanya jago pencitraan.

Harga Tembakau Kering di Pamekasan Anjlok, Petani : Tak Sesuai Harapan

 

“Lucu sekali saya lihat PR Gataful 600 dengan gagahnya pamer produk di hadapan Bupati Sumenep. Faktanya? Pabrik itu nyaris tidak pernah produksi,” sindir Bambang, warga sekitar sekaligus aktivis jalanan, Senin (1/9/2025).

Duel Carok Dua Lawan Satu di Bangkalan, Satu Tewas Bersimbah Darah

 

Menurutnya, sejak mengantongi izin operasi pada 2023, pabrik tersebut lebih mirip gudang kosong daripada mesin penggiling rezeki warga. Setiap hari, kata Bambang, hanya ada satu-dua orang masuk pagi, lalu sore pulang setelah mengunci pintu.

 

“Kalau saya bilang, ini bukan pabrik, tapi kandang pita cukai. Dapat cuan ratusan juta tanpa produksi, murni beternak pita cukai ilegal,” tegasnya.

 

Lebih parah lagi, Bambang menyebut pemilik pabrik bahkan tidak punya adab. Kepala Desa pun tak pernah ditemui, apalagi warga sekitar yang lahannya terimbas.

 

“Dia cari makan di sini tapi bertingkah seperti raja kecil. Wong pamit sama Kades saja tidak, apalagi sama rakyat. Saya pastikan akan saya laporkan ke Kades untuk ditindaklanjuti,” geramnya.

 

Bambang pun melayangkan sindiran keras ke Bea Cukai Madura yang disebutnya hanya pintar berfoto dan bicara di panggung.

 

“Bea Cukai Madura itu mandul, kerjaannya cuma pencitraan. Kalau mau serius, habisi PR Gataful ini. Tapi nyatanya aman-aman saja, kan aneh,” pungkasnya.

 

Ia menegaskan, dalam tiga tahun terakhir, pabrik ini bisa saja sudah meraup miliaran rupiah dari praktik kotor tersebut. Karena itu, ia menuntut Bea Cukai maupun PKP turun langsung mengaudit.

 

“Kalau masih ngeyel, kita resmi layangkan surat ke Dirjen Bea Cukai pusat. Biar orang Jakarta yang tahu kalau di Madura ada pabrik nakal yang dipelihara,” ancamnya.