Paguyuban “Pakar Sakera” Beri Santunan Korban Insiden Kerapan Sapi, 1 Meninggal Dunia

Pakar Sakera santuni korban tragedi pagar ambruk
Sumber :

 

Sumenep – Duka menyelimuti gelaran lomba Kerapan Sapi se-Madura bertajuk “Pakar Sakera” yang digelar di Lapangan Kerapan Sapi Giling, Jl. Agus Salim, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, Minggu (22/6/2024) sore. Insiden robohnya pagar tembok di sisi timur lapangan menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.

 

Korban meninggal diketahui bernama Su’eb (60), warga Desa Aeng Merah, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep. Ia sempat mendapat perawatan intensif di ruang Restitusi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep akibat sesak napas, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.40 WIB.

 

Sebagai bentuk kepedulian, pada Rabu (26/6), pengurus Paguyuban “Pakar Sakera” mengunjungi rumah duka almarhum Su’eb untuk menyampaikan belasungkawa sekaligus memberikan santunan kepada keluarga korban.

 

“Kami berinisiatif mengunjungi rumah duka almarhum Su’eb. Tentunya ini adalah bentuk empati yang sangat mendalam yang juga kami rasakan,” ungkap salah satu pengurus pusat Paguyuban Pakar Sakera.

 

Tidak hanya kepada keluarga korban meninggal, santunan juga diberikan kepada korban lain yang mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan.

 

Daftar Korban Insiden Robohnya Pagar Lapangan Giling:

1. Su’eb (60) – warga Desa Aeng Merah, Kecamatan Batuputih. Meninggal dunia akibat sesak napas dan luka serius.

2. Aldi (35) – warga Batuputih Laok. Mengalami nyeri di bagian punggung, masih dalam perawatan.

3. Sudahnan (55) – warga Desa Tenunan, Kecamatan Manding. Menderita luka robek di mata kaki kanan.

4. Ahmad Baidi (40) – warga Desa Rajun, Kecamatan Pasongsongan. Mengalami patah tulang paha kanan.

 

Pengurus Pakar Sakera menyatakan, kejadian ini menjadi pelajaran penting agar pelaksanaan acara serupa di masa depan memperhatikan faktor keselamatan penonton dan kelayakan sarana prasarana.

 

“Kami sangat prihatin dan berharap kejadian semacam ini tidak terulang kembali. Faktor keamanan akan menjadi evaluasi utama kami ke depan,” pungkasnya.

 

Peristiwa ini menyisakan luka mendalam, tak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi dunia perkerapan Madura yang selama ini dikenal sarat tradisi dan semangat sportivitas.