Lebaran Ketupat, Tradisi Penuh Makna yang Tetap Hidup di Sampang

Lebaran ketupat Sampang
Sumber :

Sampang-,Ditengah arus modernisasi, sebagian masyarakat Sampang, Madura, Jawa Timur masih setia melestarikan sebuah tradisi khas yang sarat makna, yakni perayaan Lebaran Ketupat. Tahun ini, perayaan tersebut jatuh pada Senin, 7 April 2025, atau tepat tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Meski tidak termasuk dalam kewajiban agama seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Lebaran Ketupat tetap memiliki tempat istimewa di hati sebagian warga. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan syukur atas selesainya puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, yang menjadi pelengkap dari ibadah Ramadhan.

Warga yang merayakan Lebaran Ketupat menyambutnya dengan penuh khidmat dan kegembiraan. Ciri khas dari perayaan ini adalah hadirnya ketupat—olahan nasi yang dimasak dalam anyaman janur kelapa—yang disajikan bersama berbagai hidangan khas seperti soto Madura, opor ayam, mie campur, sate, kaldu, hingga rujak. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan semakin terasa saat hidangan ini disantap bersama keluarga dan tetangga.

Menurut Parman Sugali, seorang pemerhati sosial budaya dari Lembaga Study Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, tradisi ini memiliki akar sejarah panjang.

“Ketupat pertama kali diperkenalkan pada abad ke-15 oleh Sunan Kalijaga sebagai media dakwah Islam di era Kesultanan Demak,” ungkapnya saat diwawancarai pada Senin (7/4/25).

Ia menambahkan, dari waktu ke waktu, perayaan Lebaran Ketupat mengalami dinamika. Dulu, pada dekade 1980-an, tradisi ini dirayakan secara lebih meriah. Anak-anak mengenakan pakaian baru, keluarga saling mengantarkan ketupat, dan masyarakat berbondong-bondong mengunjungi pemandian alam Sumber Otok di Desa Taddan menggunakan becak atau delman. Kini, meskipun tak sepopuler dulu, semangat untuk menjaga tradisi ini tetap ada di tengah-tengah masyarakat.

Parman menekankan bahwa Lebaran Ketupat tidak hanya sekadar perayaan kuliner, namun juga merupakan simbol dari kebersamaan, kasih sayang, dan semangat saling memaafkan.