Masyarakat Kepulauan Sumenep Mendesak Presiden Prabowo Basmi Mafia BBM, Harga Solar Lebih Mahal dari Ikan Laut
Kangean-, Suasana di Kepulauan Sumenep kian miris. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak satu harga, bahkan dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), sudah lama mencekik kehidupan nelayan. Ironisnya, praktik ini seolah dibiarkan, bahkan diduga dipelihara oleh oknum-oknum yang punya kuasa.
Bagi masyarakat kepulauan yang 80% hidup dari hasil laut, BBM bukan sekadar bahan bakar, tapi napas bagi perahu mereka. Tanpa BBM, perahu tidak berangkat, jaring tidak ditebar, dan dapur nelayan pun tidak berasap.
“Meskipun mahal, ya kami tetap beli pak. Khususnya solar untuk perahu kami menangkap ikan. Selama ini kami dapat beli dari pengecer, sementara SPBU selalu kosong,” keluh Faruk, nelayan Pulau Kangean.
Faruk mengungkapkan, harga eceran solar di Pulau Kangean dan Pulau Sapeken tembus Rp9.000 hingga Rp12.000 per liter, jauh di atas HET. Harga yang lebih mahal dari ikan hasil tangkapannya sendiri.
Kemarahan publik pun mulai tersulut. Sunarto, aktivis muda asal Kangean, mengecam keras keberadaan mafia BBM yang merajalela di Kepulauan Sumenep. Ia menuding jaringan mafia ini sudah terbentuk lama dan berlapis, sehingga sulit disentuh hukum.
“Yang pasti, praktik curang mafia BBM di Kepulauan Sumenep ini by jejaring dan membentuk mata rantai. Tanpa perlu penelusuran panjang, Pertamina dan BPH Migas seharusnya sudah bisa mencabut izin SPBU nakal di sini,” tegasnya.
Masyarakat kini menaruh harapan besar kepada Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan memberantas mafia BBM di kepulauan. Mereka lelah dengan janji-janji penertiban yang hanya berakhir menjadi angin laut.
Sindiran pun ramai terdengar di kalangan nelayan: “BBM di kepulauan lebih mahal dari ikan segar. Siapa sebenarnya yang dimakan-kami atau laut?”
Sementara itu, pihak Pertamina Surabaya ketika dihubungi, melalui Sales Branch Manager, Imam Bukhari, mengaku akan melakukan penelusuran lebih dalam, namun berselang beberapa waktu kemudian, Imam mengaku mendapatkan komplain dari bagian tim media Pertamina Surabaya, lantaran dirinya merespon pertanyaan dari madura.viva.co.id.