Lika-Liku Rokok MCH, Singapore, Batam, Pamekasan, dan Oknum : Antara Misi Terselubung dan Dapur Sendiri
Madura-, Beberapa waktu lalu, kabar samar namun beraroma kuat berhembus dari Pamekasan. Konon, segerombolan oknum berseragam rapi datang berkunjung dalam senyap, membawa “misi terselubung” yang katanya mulia, tapi kenyataannya justru meninggalkan tanda tanya.
Sasarannya bukan musuh negara, melainkan sebuah perusahaan rokok yang oleh Bea Cukai kerap dielu-elukan pasar yang luarbiasa. Ironisnya, prestasi itu seakan menjadi pintu masuk bagi tamu-tamu misterius tersebut untuk menunaikan misinya, sekaligus mungkin mendapatkan “bonus tambahan” sesuai versinya masing-masing.
Yang disentuh hanya satu, tapi yang kelimpungan banyak. Seperti efek domino, riak kecil di Pamekasan ternyata bisa mengguncang lintasan panjang pasar rokok ilegal, dilokalan Indonesia, Batam hingga Singapore. Dan entah kenapa, aroma rokok MCH (inisial) ikut-ikutan terseret dalam cerita absurd ini.
Dalam catatan kecil ini, barangkali Presiden Prabowo bisa membaca lebih dalam. Di lapisan bawah, terasa sekali ketimpangan. Bukan tekanan hukum yang hadir, melainkan tekanan kepentingan. Oknum berpangkat justru sibuk menegakkan penghasilan asli dirinya sendiri, alih-alih menegakkan hukum.
Pertanyaannya: siapa yang sebenarnya diuntungkan? Negara yang selalu berteriak soal pentingnya pajak? Atau justru para orang kaya yang semakin punya alasan untuk enggan menyetor kewajibannya, karena sudah ada “jalan belakang” yang dipandu oleh oknum itu sendiri?
Apakah praktik semacam ini akan terus dibiarkan? Ataukah sumpah abdi negara kini sudah bergeser makna-dari mengabdi pada rakyat dan pemerintah, menjadi sekadar mengabdi pada dapur rumah masing-masing?