Target Vaksin Campak dan Efeknya, Orang Tua Diharap Jangan Khawatir
Sumenep – Situasi darurat akibat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep kian mencekam. Hingga kini, tercatat 2.105 anak suspek campak, dengan jumlah kematian mencapai 17 anak. Angka ini membuat pemerintah daerah harus bergerak cepat, menargetkan 74.000 anak divaksin dalam kurun waktu dua pekan ke depan.
“Seluruh anak di Kabupaten Sumenep, mulai usia 9 bulan hingga 7 tahun, akan kami kejar untuk segera mendapatkan vaksinasi. Ini upaya terbaik agar mata rantai penularan campak bisa diputus,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, drg. Ellya Fardasah, dengan nada penuh penekanan.
Namun di balik upaya massif ini, kekhawatiran para orang tua soal efek samping vaksin pun mencuat. Ellya tak menampik adanya gejala yang mungkin timbul usai anak divaksin, seperti demam dan panas badan. Meski begitu, ia menegaskan hal tersebut bukanlah sesuatu yang membahayakan.
“Kami berharap para orang tua tidak perlu panik. Efek panas itu wajar, dan tenaga kesehatan siap memberikan penanganan. Yang penting, anak-anak kita terlindungi dari bahaya campak,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsoyudo, angkat bicara di tengah situasi darurat ini. Ia menyerukan agar masyarakat tidak lengah dan justru berdiri bersama pemerintah untuk melawan wabah.
“Ini adalah tugas kita semua. Anak-anak harus sehat, masa depan mereka tidak boleh terganggu oleh penyakit. Mari kita dukung vaksinasi ini, jangan takut, jangan ragu. Mari berdoa, semoga badai campak ini segera berlalu,” tegas Fauzi dengan penuh harap.
Kini, seluruh perhatian masyarakat tertuju pada keberhasilan program vaksinasi darurat ini. Dalam dua pekan ke depan, Sumenep berpacu dengan waktu—antara harapan menyelamatkan ribuan anak, dan kekhawatiran yang terus membayangi para orang tua.