Sukseskan Swasembada Pangan, Berikut Cara DKPP Sumenep

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid
Sumber :

Sumenep-, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep menempuh pendekatan lapangan yang intensif dan kolaboratif untuk mewujudkan swasembada pangan. Setiap hari, petugas dari berbagai unsur terjun langsung mendampingi petani di sawah.

 

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menjelaskan bahwa pendekatan ini melibatkan tidak hanya penyuluh pertanian, tetapi juga aparat TNI dan Polri.

 

“Kami turun bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bukan sekadar mengawasi, tapi betul-betul mendampingi petani dalam proses tanam,” ujarnya.

 

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep menempuh pendekatan lapangan yang intensif dan kolaboratif untuk mewujudkan swasembada pangan. Setiap hari, petugas dari berbagai unsur terjun langsung mendampingi petani di sawah.

 

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menjelaskan bahwa pendekatan ini melibatkan tidak hanya penyuluh pertanian, tetapi juga aparat TNI dan Polri. “Kami turun bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bukan sekadar mengawasi, tapi betul-betul mendampingi petani dalam proses tanam,” ujarnya.

Saat ini, DKPP Sumenep memiliki 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas penuh di seluruh wilayah. Mereka aktif setiap hari di lapangan dan wajib melaporkan perkembangan kegiatan ke Kementerian Pertanian secara real time.

“Laporan kami tiap hari harus disertai foto open camera. Itu wajib, agar datanya real dan bisa diverifikasi langsung oleh pusat,” tutur Chainur.

Pelaporan ini juga dibarengi dengan Zoom Meeting rutin setiap akhir pekan bersama jajaran Kementerian Pertanian. Dalam forum itu, seluruh progres, tantangan, dan solusi dari lapangan disampaikan secara langsung kepada pejabat pusat.

DKPP juga mengedepankan pendekatan humanis kepada petani melalui kumpulan rutin (kompolan). Ini menjadi ruang diskusi dan penguatan motivasi agar semangat tanam tetap terjaga, terutama di masa cuaca yang tak menentu.

Tantangan seperti keterbatasan pupuk dan perubahan iklim ditanggapi dengan membangun sinergi yang kuat. DKPP rutin berkoordinasi dengan Pupuk Indonesia dan stakeholder lainnya untuk memastikan distribusi dan suplai tepat sasaran.

Chainur menegaskan, bahkan di tengah fenomena El Niño dan cuaca panas, petani di sejumlah wilayah tetap melakukan tanam berkat dukungan irigasi teknis. “Selama air masih tersedia, petani tetap jalan,” ucapnya.

Pendekatan kolaboratif yang melibatkan lintas sektor ini dianggap sebagai kekuatan utama. Pemerintah desa, aparat kecamatan, hingga instansi vertikal turut serta dalam mendorong produktivitas pertanian Sumenep.

“Ini bukan hanya soal target, tapi soal membangun solidaritas pangan dari desa. Bersama-sama, kita bergerak untuk memastikan ketahanan pangan bukan hanya wacana, tapi kenyataan,” pungkas Chainur.

 

Saat ini, DKPP Sumenep memiliki 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas penuh di seluruh wilayah. Mereka aktif setiap hari di lapangan dan wajib melaporkan perkembangan kegiatan ke Kementerian Pertanian secara real time.

 

“Laporan kami tiap hari harus disertai foto open camera. Itu wajib, agar datanya real dan bisa diverifikasi langsung oleh pusat,” tutur Chainur.

 

Pelaporan ini juga dibarengi dengan Zoom Meeting rutin setiap akhir pekan bersama jajaran Kementerian Pertanian. Dalam forum itu, seluruh progres, tantangan, dan solusi dari lapangan disampaikan secara langsung kepada pejabat pusat.

 

DKPP juga mengedepankan pendekatan humanis kepada petani melalui kumpulan rutin (kompolan). Ini menjadi ruang diskusi dan penguatan motivasi agar semangat tanam tetap terjaga, terutama di masa cuaca yang tak menentu.

 

Tantangan seperti keterbatasan pupuk dan perubahan iklim ditanggapi dengan membangun sinergi yang kuat. DKPP rutin berkoordinasi dengan Pupuk Indonesia dan stakeholder lainnya untuk memastikan distribusi dan suplai tepat sasaran.

 

Chainur menegaskan, bahkan di tengah fenomena El Niño dan cuaca panas, petani di sejumlah wilayah tetap melakukan tanam berkat dukungan irigasi teknis.

 

“Selama air masih tersedia, petani tetap jalan,” ucapnya.

Pendekatan kolaboratif yang melibatkan lintas sektor ini dianggap sebagai kekuatan utama. Pemerintah desa, aparat kecamatan, hingga instansi vertikal turut serta dalam mendorong produktivitas pertanian Sumenep.

 

“Ini bukan hanya soal target, tapi soal membangun solidaritas pangan dari desa. Bersama-sama, kita bergerak untuk memastikan ketahanan pangan bukan hanya wacana, tapi kenyataan,” pungkas Chainur.