Warga Bangkalan Sulap Lahan Pembuangan Sampah Jadi Area Budidaya Cabai
Bangkalan-, Tidak ada yang pernah menduga lahan yang dipenuhi ratusan pohon cabai di salah satu sudut di Perumahan Pondok Halim 2 Desa Burneh, Bangkalan, sebelumnya kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Berkat inovasi Jufri Kora, Ketua RW 9 setempat, lahan tersebut kini tampak asri dan bermanfaat. Senin (2/6)
Menurut Jufri, kegiatan urban farming yang domotorinya sudah berjalan sejak awal Januari silam. Mulanya dia terinspirasi setelah melihat story WhatsApp Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Bangkalan, C. Hendry Kusuma Karyadinata yang menampilkan polybag.
”Berangkat dari itu saya menghubunginya, dan mendapat respon positif,” kata Jufri
Pria kelahiran 1964 itu mengaku, berangkat dari itulah dirinya kemudian berfikir untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada di lokasi RW 9 Perumahan Pondok Halim 2. Dia bertekad untuk mengubah lahan-lahan yang semula kumuh, jadi tempat pembuangan sampah, disulapnya menjadi lahan budidaya pertanian cabai yang produktif.
Bukan tanpa alasan Jufri memilih cabai untuk tanaman budidayanya. Menurutnya cabai memiliki angka inflasi yang sangat tinggi. Oleh sebab itu dengan hadirnya urban farming yang digarapnya diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan warga dengan kualitas yang bagus namun harganya tetap terjangkau.
Saat ini penanganan dan pengelolaan
Jufri menyebut, budidaya cabai yang dikelola urban farming Taman Laku (Bertani Mandiri, Belanja Berkurang) saat ini sudah memiliki empat lahan. Namu tiga lahan lainnya masih dalam proses penanaman. Diperkirakan dari empat lahan tersebut mampu menampung sekitar 700 pohon, juga ada satu lahan tanaman tomat 300 pohon.
”Sistemnya di tanam di polybag. Jenis cabainya-nya unggulan, ORI 212. Dilahan pertama ada sekitar 300 pohon, sejak panen pertama sampai sekarang kurang lebih sudah enam sampai delapan kilogram lebih,” tuturnya.
Saat ini penanganan dan pengelolaan urban farming Taman Laku sepenuhnya sudah diserahkan kepada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat. Sehingga kegiatan ini dapat menjadi ruang silaturahmi yang lebih bermanfaat dan juga sebagai langkah mendukung gerakan ketahanan pangan nasional.
”Kegiatan yang rutin bagi ibu-ibu seminggu dua kali pemupukan, setiap dua hari sekali penyemprotan daun supaya tidak kena hama," ujarnya.
Ketua PKK RW 09 Perumahan Pondok Halim 2 Sri Sudarwati mengaku, dalam pengelolaannya setiap dari setiap lahan masing-masing dibuat kelompok kerja (pokja). Semua anggota merupakan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di RW 09.
”Anggota kami ada 30 pengurus di pokja ada enam orang itu yang kami jadikan leader untuk uji coba yang pertama, anggota yang lain juga berpartisipasi,” tuturnya.
Perempuan berhijab itu menjelaskan, jadwal perawatannya disusun per minggu. Semua anggota dapat berkontribusi sehingga meringankan pekerjaan selama proses perawatan. Dia juga bersyukur saat ini sudah bisa melebarkan sayap sehingga ke depan setiap pokja memiliki tanggung jawab di masing-masing lahan.
”Hasil panennya rata-rata sudah ada yang mau beli. Selain dari anggota, juga warga sekitar. Untuk hasilnya kami jadikan kas PKK untuk pembiayaan selanjutnya,” pungkasnya. arm